
Apakah Anda termasuk pejuang NIP yang sedang harap-harap cemas menunggu pembukaan CPNS 2026? Daripada menghabiskan waktu setahun lagi tanpa kepastian, ada kabar gembira yang sayang banget jika dilewatkan begitu saja.Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) baru saja membuka seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Tahap 2 di bulan Desember 2025 ini. Tidak tanggung-tanggung, jumlah formasi yang dibuka mencapai 32.000 kursi!
Ini adalah kesempatan langka, terutama bagi Anda yang merasa jurusan kuliahnya "susah cari kerja" di instansi pemerintah. Kenapa? Yuk, simak detail lengkapnya di bawah ini.
Mengapa Harus Melamar di Badan Gizi Nasional?
Badan Gizi Nasional (BGN) adalah lembaga baru yang dibentuk lewat Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2024. Lembaga ini punya misi super penting: menyukseskan program strategis Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk anak sekolah dan kelompok rentan lainnya.Karena ini adalah program prioritas, pemerintah butuh pasukan besar-besaran untuk bergerak cepat. Inilah alasan kenapa rekrutmen kali ini sangat masif. Anda bisa menjadi bagian dari sejarah awal berdirinya lembaga yang akan mengurus gizi jutaan anak Indonesia.Formasi Jumbo: S1/D4 Semua Jurusan Merapat!
Biasanya, lowongan ASN sangat spesifik pada jurusan tertentu. Tapi kali ini berbeda. Dari total 32.000 formasi yang tersedia, sebagian besar dialokasikan untuk jabatan Penata Layanan Operasional.Kabar terbaiknya? Kualifikasi pendidikan untuk jabatan ini adalah S-1 atau D-IV Semua Jurusan!Ini artinya, entah Anda lulusan Sastra, Teknik, Komunikasi, atau Pertanian, Anda punya peluang yang sama untuk lolos.
Rincian Formasi:Formasi Khusus (31.250 kursi):
Ditujukan untuk pelamar prioritas (cek detail kriteria di pengumuman resmi, biasanya mencakup eks-THK II atau tenaga non-ASN yang aktif).
Formasi Umum (750 kursi): Terbuka untuk pelamar umum dengan kualifikasi tertentu (seperti D-III Akuntansi atau D-III Gizi untuk jabatan Pengelola Layanan Operasional).Gaji dan Tunjangan: Setara PNS?
Banyak yang bertanya, "Berapa sih gajinya?"Jangan khawatir. Meski statusnya PPPK, hak keuangannya sudah dijamin setara dengan ASN pada umumnya. Gaji PPPK Badan Gizi Nasional mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2020.Selain gaji pokok, Anda juga berhak mendapatkan berbagai tunjangan layaknya PNS, seperti:Tunjangan Keluarga
Tunjangan Pangan
Tunjangan Jabatan Fungsional
Tunjangan Kinerja (sesuai ketentuan instansi)Jadi, secara take home pay, menjadi PPPK di instansi pusat seperti BGN tentu sangat menggiurkan.
Syarat dan Cara Daftar (Jangan Sampai Salah!)
Pendaftaran dilakukan secara daring (online). Pastikan Anda mempersiapkan dokumen-dokumen penting seperti KTP, Ijazah, Transkrip Nilai, Pasfoto, dan dokumen pendukung lainnya (seperti surat pengalaman kerja jika diminta).Langkah-
Langkah Pendaftaran:
- Buat akun (jika belum punya) atau login menggunakan NIK dan password.
- Pilih instansi Badan Gizi Nasional.
- Pilih jenis formasi dan jabatan yang sesuai dengan kualifikasi pendidikan Anda.
- Unggah dokumen persyaratan (Surat Lamaran, Surat Pernyataan 5 Poin, dll – pastikan menggunakan materai tempel/elektronik sesuai ketentuan).
- Cek kembali resume pendaftaran dan klik Akhiri Pendaftaran.⚠️
PENTING:Seleksi Tahap 2 ini memiliki jadwal yang sangat ketat, dibuka mulai 5 Desember 2025 dan akan ditutup pada 10 Desember 2025. Waktu Anda sangat terbatas!
Penempatan di Seluruh Indonesia
Peserta yang lolos seleksi nantinya akan ditempatkan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur umum yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Kabarnya, penempatan akan diusahakan sesuai dengan domisili KTP pelamar untuk memudahkan operasional. Menarik, bukan? Bisa jadi ASN tanpa harus merantau jauh!Kesimpulan
Daripada menunggu CPNS 2026 yang persaingannya belum tentu lebih mudah, PPPK Badan Gizi Nasional adalah "tiket emas" di depan mata. Dengan kuota 32.000 dan syarat "Semua Jurusan", peluang Anda untuk menjadi Abdi Negara di tahun 2025 terbuka sangat lebar. Tunggu apa lagi? Siapkan berkasmu sekarang dan segera daftar sebelum portal ditutup!
Sumber Referensi: Radar Semarang - Jawapos





